Wayang Ramayana "Djawa Modern"
Ringkasan Cerita Wayang Ramayana: Prabu Dasarata dari Ayodhya
Diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.
Rama hidup di hutan
Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
Rama Menggempur Rawana
Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sinta kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sinta, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
DEWI SHINTA
HANOMAN
DASAMUKA
LAKSMANA
INDRAJIT
SUBALI
SUGRIWA
KUMBAKARNA
JAYA ANGGADA
DASARATA
JAYA ANILA
JEMBAWAN
DEWI SUMITRA
SARPAKENAKA
DEWI TRIJATHA
Foto: wikipedia.org |
Diawali dengan kisah Prabu Dasarata yang memiliki tiga permaisuri, yaitu: Kosalya, Kekayi, dan Sumitra. Dari Dewi Kosalya, lahirlah Sang Rama. Dari Dewi Kekayi, lahirlah Sang Bharata. Dari Dewi Sumitra, lahirlah putera kembar, bernama Lakshmana dan Satrugna. Keempat pangeran tersebut sangat gagah dan mahir bersenjata.
Pada suatu hari, Resi Wiswamitra meminta bantuan Sang Rama untuk melindungi pertapaan di tengah hutan dari gangguan para rakshasa. Setelah berunding dengan Prabu Dasarata, Resi Wiswamitra dan Sang Rama berangkat ke tengah hutan diiringi Sang Lakshmana. Selama perjalanannya, Sang Rama dan Lakshmana diberi ilmu kerohanian dari Resi Wiswamitra. Mereka juga tak henti-hentinya membunuh para raksasa yang mengganggu upacara para Resi. Ketika mereka melewati Mithila, Sang Rama mengikuti sayembara yang diadakan Prabu Janaka. Ia berhasil memenangkan sayembara dan berhak meminang Dewi Sinta, puteri Prabu Janaka. Dengan membawa Dewi Sinta, Rama dan Lakshmana kembali pulang ke Ayodhya.
Prabu Dasarata yang sudah tua, ingin menyerahkan tahta kepada Rama. Atas permohonan Dewi Kekayi, Sang Prabu dengan berat hati menyerahkan tahta kepada Bharata sedangkan Rama harus meninggalkan kerajaan selama 14 tahun. Bharata menginginkan Rama sebagai penerus tahta, namun Rama menolak dan menginginkan hidup di hutan bersama istrinya dan Lakshmana. Akhirnya Bharata memerintah Kerajaan Kosala atas nama Sang Rama.
Rama hidup di hutan
Dalam masa pengasingannya di hutan, Rama dan Lakshmana bertemu dengan berbagai raksasa, termasuk Surpanaka. Karena Surpanaka bernafsu dengan Rama dan Lakshmana, hidungnya terluka oleh pedang Lakshmana. Surpanaka mengadu kepada Rawana bahwa ia dianiyaya. Rawana menjadi marah dan berniat membalas dendam. Ia menuju ke tempat Rama dan Lakshmana kemudian dengan tipu muslihat, ia menculik Sinta, istri Sang Rama. Dalam usaha penculikannya, Jatayu berusaha menolong namun tidak berhasil sehingga ia gugur.
Rama yang mengetahui istrinya diculik mencari Rawana ke Kerajaan Alengka atas petunjuk Jatayu. Dalam perjalanan, ia bertemu dengan Sugriwa, Sang Raja Kiskindha. Atas bantuan Sang Rama, Sugriwa berhasil merebut kerajaan dari kekuasaan kakaknya, Subali. Untuk membalas jasa, Sugriwa bersekutu dengan Sang Rama untuk menggempur Alengka. Dengan dibantu Hanuman dan ribuan wanara, mereka menyeberangi lautan dan menggempur Alengka.
Rama Menggempur Rawana
Rawana yang tahu kerajaannya diserbu, mengutus para sekutunya termasuk puteranya – Indrajit – untuk menggempur Rama. Nasihat Wibisana (adiknya) diabaikan dan ia malah diusir. Akhirnya Wibisana memihak Rama. Indrajit melepas senjata nagapasa dan memperoleh kemenangan, namun tidak lama. Ia gugur di tangan Lakshmana. Setelah sekutu dan para patihnya gugur satu persatu, Rawana tampil ke muka dan pertarungan berlangsung sengit. Dengan senjata panah Brahmāstra yang sakti, Rawana gugur sebagai ksatria.
Setelah Rawana gugur, tahta Kerajaan Alengka diserahkan kepada Wibisana. Sinta kembali ke pangkuan Rama setelah kesuciannya diuji. Rama, Sinta, dan Lakshmana pulang ke Ayodhya dengan selamat. Hanuman menyerahkan dirinya bulat-bulat untuk mengabdi kepada Rama. Ketika sampai di Ayodhya, Bharata menyambut mereka dengan takzim dan menyerahkan tahta kepada Rama.
RAMAWIJAYA
Kasatriyane : Pancawati
Gaman : Panah Gunawijaya
Sifat : Bela kautaman, belani tumindak leres, jejegaken prakawis kanthi adil, ngayomi para brahmana miwah para kawula.
Garwa : Dewi Shinta
Patih : Narpati Sugriwa
DEWI SHINTA
Kasatriyane : Manthili
Kadigdayan : Boten saged kobar ing dahana
Sifat : Setya dhateng garwa, temen, prasaja, sabar, narima
HANOMAN
Dasa nama : Anjani putra, Bayudara, Kapiwara, Palwaga Seta, Maruti, Ramanda, Dayapati, Bayusiwi, Guruputra, Yudawisma, Maruta, prabancana, Resi Mayangkara
Kasatriyane : Kendhalisada
Gaman : Aji sepiangin, aji pameling, aju Mundri
Sifat : Santosa ing tekad, jujur, kendel, bekti lan setya dhateng Gusti
Kadigdayan : Manawi mlampah kadi angin, gampil ngertos manawi dipun betahaken tiang, kekiyatanan astanipun ngedap-edapi.
DASAMUKA
Kasatriyane : Alengka
Gaman / Aji-aji : Pedhang ment-awa / Pancasona
Sifat : Sumongah ses- ongaran, wengis lan kejem, licik
Patih : Prahastha
Kadigdayan : Angel pejahipun jalaran sirahipun sedasa boten saged pejah
LAKSMANA
Kasatriyane : Girikastuba
Gaman / Aji-aji : Jemparing Naracabala, Panah Banuwastra / Rajah Kalacakra, mantra Kalacakra.
Sifat : Jujur, bekti dhateng sadherek sepuh, santosa ing tekad, tansah bela ingkang leres, jejegaken prakawis kanthi adil, remen ngayomi saha paring pitulungan dhateng tiyang sanes ingkang sangsaya saha kaaniaya.
Garwa : Wadat
INDRAJIT
Kasatriyane : Bikukungpura
Gaman / Aji-aji : Panah Wijalita saged ngedalaken latu, panah rante Wimahanasha saged ngedalaken wisa, panah Nagapasa saged dadi sawer maewu-ewu / Aji sirep
Kadigdayan : Kekiyatanipun saged nelukaken ratu-ratu jajahan, saged mabur, saha nyipta kembranipun kathah sanget maewu-ewu
Sifat : Sumonggah sesongaran, kendel, santosa ing tekad
Rama : Prabu Dasamuka
Ibu : Dewi Sumbagawati
Garwa : Dewi Sumbagawati, Dewi Indraningrum
SUBALI
Kasatriyane : Sonyapringga
Aji-aji : Aji Pancasina, nyawanipun rangkep gangsal
Sifat : Santosa ing tekad, taberi teteki
Rama : Resi Gohtama
Ibu : Dewi Indradi
Garwa : Dewi Tara nurunaken Jaya Anggada
SUGRIWA
Kasatriyane : Guwa Kiskendha
Gaman / Aji-aji : -
Sifat : Sentosa ing tekad, taberi ing teteki
Patih : Jaya Anila
Rama : Resi Gotama
Ibu : Dewi Indradi
Garwa : Dewi Tara nurunaken Raden Jaya Anggada tetilaranipun Resi Subali
KUMBAKARNA
Kasatriyane : Panglebur gangsa
Gaman : Gedhong menga, Pethakgelak Sakethi
Sifat : Gadhah jiwa satriya, jujur, bela tumindak leres, tansah ngrungkepi pertiwi
Kadigdayan : Saged numpes bala wanara
JAYA ANGGADA
Kasatriyane : Kunthara
Gaman / Aji-aji : -
Sifat : Sentosa ing tekad
Rama : Resi Subali
Ibu : Dewi Tara
DASARATA
Kasatriyane : Ayodya
Rama : Prabu Wimasucandra
Ibu : Tunjung Biru
Garwa : Dewi Ragu, dewi Sumitra, dewi Kekayi
Sifat : Sentosa ing tekad, jujur, berbudi bawa leksana
JAYA ANILA
Kasatriyane : Kiskendha
Rama : Resi Narada
Sifat : Santosa ing tekad
Aji-aji : Sepiangin, mlampahipun cepet kados angin
JEMBAWAN
Kasatriyane : Gandamadana
Rama : Resi Pulastya
Garwa : Dewi Tri Jatha (Jembawati)
Sifat : Setya tuhu dhateng Gustinipun, remen prihatos
Kadigdayan : Dados senopati, Yuswa panjang
Aji-aji : Aji pengasihan
DEWI SUMITRA
Kasatriyane : Ayodya
Rama : Bathara Hura / Prabu Ruryana
Garwa : Prabu Dasarata
Sifat : Setya bekti dhateng guru laki saha kadang sepuh
SARPAKENAKA
Kasatriyane : Alengka
Rama : Resi Wisrawa
Ibu : Dewi Sukesi
Garwa : Ditya Karadusana, Wirupaksa, Aanimpraba, Pratamadagni, wilugangga
Sifat : Wengis, kejem, srakah, lemeran
Kadigdayan : Trengginas, boten gadhah raos ajrih
Aji-aji : Kuku asta ingkang mawa wisa
DEWI TRIJATHA
Kasatriyane : Alengka
Rama : Raden wibisana
Ibu : Dewi Triwati
Garwa : Kapi Jembawan nurunaken Jembawati
Sifat : Setya bekti dhateng guru laki lan gusti, tanggel jawab, bela dhateng tindak leres lan
Komentar
Posting Komentar